Berbicara tentang sebuah keluarga, pasti yang akan terpikirkan pertama kali adalah tentang sosok ayah, ibu, kakak dan adik. Akan tetapi jika berbicara tentang keluarga kedua, apakah yang akan terpikirkan oleh kalian?. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau mungkin yang biasa disebut dengan IMM, sebuah gerakan mahasiswa dibawah organisasi Islam Muhammadiyah yang bergerak dibidang keagamaan dan masyarakat. Sebagai ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah, tentu IMM menginduk kepada Muhammadiyah. IMM sebagai lahan dakwah Muhammadiyah dikalangan mahasiswa. Tapi, jangan heran kalau sebagian besar kader IMM justru bukan berasal dari Muhammadiyah. Begitu juga dengan saya, yang mengenal IMM karena saya kuliah di salah satu PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah). Dan mungkin jika saya tidak kuliah di Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka, belum tentu saya menjadi kader IMM dan mengenal IMM. PK IMM FEB UHAMKA JAKSEL, sebuah organisasi yang pada awalnya membuat saya penasaran dan akhirnya diikuti rasa tertarik serta dengan kemauan yang cukup tinggi sehingga saya memutuskan untuk masuk dalam organisasi tersebut. Lalu, apakah setelah masuk langsung menjadi anggota dalam organisasi tersebut?. Jawabannya adalah tidak. Mengapa tidak?, karena sebelum bergabung dengan ikatan tersebut saya harus melalui yang namanya DAD atau Darul Arqam Dasar yang merupakan pengkaderan utama tingkat dasar dan merupakan kegiatan formal yang dilaksanakan oleh IMM di tingkat komisariat, khususnya oleh bidang kader. Dan DAD juga merupakan kegiatan wajib sekaligus persyaratan mahasiswa baru yang ingin menjadi kader IMM. Dan mulai dari DAD lah proses penemuan keluarga kedua saya dimulai.
Dengan jumlah peserta 48 orang, meskipun berasal dari fakultas yang sama namun kami berasal dari kelas-kelas yang berbeda. Yang meskipun pada saat itu sudah memasuki bulan ke 6 saya menjadi seorang mahasiswa tapi tetap saja saya tidak mengenal dekat ke 47 peserta lainnya, meskipun beberapa diantaranya ada yang berasal dari kelas yang sama seperti saya. Berada dalam kegiatan dan tempat yang sama dengan orang-orang yang mempunyai karakteristik dan pemikiran yang berbeda selama 4 hari, sebagai seseorang yang mempunyai sifat introvert awalnya saya berpikir, saya akan susah beradaptasi dengan mereka. Terlebih ketika saya disatukan dengan 4 orang lainnya dalam satu kelompok. Tapi hal inilah yang membuat saya akhirnya menyebut mereka sebagai keluarga kedua, karena ntah bagaimana caranya dalam waktu 4 hari saja kami mempunyai ikatan seperti keluarga satu sama lain. Dan berawal dari 4 hari 3 malam yang saya lewatkan bersama peserta lain, pengurus, dan panitia kegiatan tersebut membuat saya perlahan-perlahan mengenali seperti apa sih IMM itu sebenarnya.
Kepanitiaan
Pertama kali dilibatkan sebagai panitia dalam kegiatan IMM adalah ketika kami, para kader mendapat sebuah tantangan untuk membuat sebuah acara namun tidak ada campur tangan dari pengurus. Jadi semuanya kader yang mempersiapkan, dan pengurus (khususnya dari bidang Kader) hanya memantau saja acara yang akan kami buat tersebut. Pertama kali menjadi bagian dari divisi kepanitiaan sebuah acara, saat itu saya memilih untuk masuk ke divisi Kesejahteraan. Bersama dengan kurang lebih 9 orang dan kebetulan semuanya adalah Immawati, kami diberi tugas untuk mempersiapkan segala hal dalam bidang makanan. Seperti bagaimana sistem makan dalam acara nanti, makanan apa saja yang akan disajikan nanti, dan juga makanan ringan apa saja yang nantinya akan disuguhkan kepada kakak-kakak pengurus dan juga tamu yang hadir nanti. Dengan tema yang kami ambil “Masa Ta’aruf Kader PK IMM FEB UHAMKA JAKSEL” kami, sebagai para kader berusaha untuk mempersiapkan acara tersebut dengan sebaik mungkin. Walaupun seperti yang saya katakan diatas, bahwa kami terdiri dari orang-orang yang berbeda dan dengan karakteristik dan pemikiran yang berbeda yang membuat perbedaan pendapat dalam sepanjang mempersiapkan acara tersebut pasti ada. Awalnya memang sulit, terlebih untuk saya. Meskipun di waktu SMP dan SMA pernah masuk dalam organisasi namun tetap saja rasanya asing ketika harus beradaptasi dengan orang-orang didalam IMM. Ketika kita harus menyatukan pendapat dan pikiran kita, ketika harus menahan ego masing-masing untuk bisa menentukan suatu keputusan secara bersama itu terasa cukup sulit. Namun kembali lagi, karena ini adalah sebuah ikatan yang bentuknya seperti keluarga, maka kami bisa menyatukan itu semua seiring dengan seringnya kami (para kader) bertemu dalam rapat dan berdiskusi.
Dan kali kedua saya menjadi panitia dalam acara IMM adalah ketika menjadi bagian dalam divisi peralatan di acara Seminar AIKA (Agama Islam dan Kemuhammadiyahan). Merasa beruntung menjadi panitia dalam acara ini, karena selain ikut mempersiapkan untuk kesuksesan acara tapi pada saat acara pun saya dan teman-teman kader lain bisa mengikuti seminarnya. Dimana dalam seminar tersebut membahas hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan ketika akan menghadapi sidang AIKA, yang nantinya akan menjadi penentu kelulusan selain SKRIPSI. Walaupun masih lama, tapi tidak ada salahnya kan jika sudah mengetahui apa saja yang akan diujikan, jadi bisa dipersiapkan mulai dari sekarang :).
Dan kali ketiga saya menjadi panitia adalah untuk acara Buka Puasa Bersama anak-anak Yatim Piatu yang akan dilaksanakan tanggal 10 Juni nanti. Untuk acara kali ini, jujur saya excited sekali karena akan mengadakan kegiatan di panti asuhan dan berbagi dengan adik-adik disana. Karena acaranya belum terlaksana, jadi saya tidak bisa bercerita panjang lebar dulu ya. Next, setelah acaranya terlaksana saya akan bercerita lagi di blog ini. (hehehe)
Dan untuk kegiatan-kegiatan lain yang sudah saya ikuti adalah kajian-kajian yang diadakan oleh beberapa bidang di IMM. Seperti belajar mengaji, merajut, kajian Immawati, maupun diskusi-diskusi lainnya.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, tidak hanya sebuah organisasi seperti yang pernah saya ikuti ketika duduk di bangku SMP maupun SMA. Tidak hanya sebagai tempat untuk mencari pengalaman dalam berorganisasi dengan baik, tidak hanya sebagai tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baru, tidak hanya sebagai tempat untuk mengadakan sebuah kegiatan yang bermanfaat untuk orang lain, ataupun menjadi tempat belajar untuk melatih diri menjadi seorang pemimpin yang baik untuk orang lain nantinya. Tidak hanya itu, namun point penting yang saya dapatkan dalam organisasi ini adalah ketika orang-orang didalamnya membantu dan membimbing saya untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi dalam hal agama, akademik, maupun dalam bermasyarakat. Layaknya seperti keluarga kandung, kami tak sungkan untuk menegur satu sama lain jika ada kesalahan diantara kami. Kami tak sungkan untuk membantu satu sama lain jika ada yang kesulitan, kami tak sungkan untuk saling memberi motivasi, dan kami juga tidak sungkan untuk berbagi kebahagiaan satu sama lain. Dan rasa kekeluargaan itu semakin terasa ketika saya sudah ikut berpartisipasi dalam kegiatan formal maupun non formal dari IMM tersebut hingga saat ini dan berharap rasa kekeluargaan itu akan ada selamanya.
Berada didalam sebuah organisasi yang terdiri dari banyak orang dengan sifat, karakter, dan pemikiran yang berbeda-beda itu memang tidak mudah. Namun ketika kita menganggap mereka seperti bagian dari keluarga kita, perlahan-lahan semuanya akan menjadi mudah dengan sendirinya. Karena keluarga adalah tempat saling melengkapi. Dan dalam ikatan ini, saya dan orang-orang yang berada didalamnya akan belajar dan berkarya, bergerak bersama, dan berjalan beriringan dalam barisan yang rapi, karena keluarga berarti tidak akan meninggalkan siapapun dibelakang atau melupakannya.
IMM JAYA
Fastabiqul Khairat
Anggun Dalam Moral, Unggul Dalam Intelektual
Salam Hangat,
Dari seorang kader biasa 
Sumber : https://skysea13.wordpress.com/