Rabu, 04 Agustus 2021

Secercah Harapan Tetuka


 Secercah Harapan Tetuka


Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat heterogenitas yang cukup tinggi. Mulai dari sabang hingga merauke, beragam suku dan budaya turut menyemarakkan kekayaan potensi yang dimiliki Indonesia . Salah satu kebudayaan yang merupakan aset besar bangsa Indonesia adalah wayang kulit. Wayang menggambarkan prinsip moral mengenai sifat toleran berbudi pekerti luhur dengan penggambaran sikap saling menghormati, memelihara, dan memberi kepada sesama. Dilihat dari jalan ceritanya, wayang dianggap sebagai penggambaran manusia secara universal yang diharapkan mampu membentuk pola pikir bangsa Indonesia.

Ironisnya, kini wayang bukan lagi suatu tradisi kesenian yang senantiasa dibanggakan oleh masyarakat Indonesia .  Terlebih lagi pemuda penerus bangsa seakan enggan untuk mencintai dan mempelajari lebih dalam mengenai dunia pewayangan. Tak dapat dipungkiri, perkembangan arus globalisasi yang kian meningkat seiring bertambah canggihnya  teknologi informasi sangat mempengaruhi pola pikir remaja Indonesia . Diluar kekhawatiran akan lunturnya kecintaaan pemuda terhadap wayang pada kenyataaanya kesenian wayang kulit kini telah mendunia dan bahkan banyak warga negara asing yang mempelajari kesenian Indonesia. Hal ini menyebabkan keberadaan kesenian tradisional Indonesia semakin memprihatinkan. Apabila keadaan ini tidak segera ditangani, tidak menutup kemungkinan akan semakin banyak kesenian Indonesia yang diklaim oleh negara lain.  Dimana penyebabnya adalah para generasi muda yang merasa apatis untuk sekedar mengakui bahwa, kesenian wayang kulit adalah budaya asli milik kita. 

Sebagai salah satu bentuk tindakan dari keprihatinan mengenai lunturnya jiwa budaya pemuda Indonesia, dicanangkanlah desa wisata Kampung Wayang yang terletak di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Desa Kepuhsari memiliki potensi yang unik, spesifik dan khas yaitu sebagai sentra pengembangan seni tatah sungging atau wayang kulit di Kabupaten Wonogiri bahkan di Jawa Tengah. Secara faktual seni ini telah mendarah daging di dalam jiwa seni budaya masyarakat dan perkembangannya selaras dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat .  Timbul gagasan baru bagaimana kelompok masyarakat Desa Kepuhsari mempunyai wadah yang dapat menampung anak-anak juga remaja bahkan menarik mereka untuk dapat berkegiatan positif dan membangun Desa Kepuhsari dengan generasi penerus betikutnya .

Dari situ munculah rumah belajar sebagai tempat atau lokasi untuk memberikan ilmu-ilmu yang mungkin bisa ditangkap oleh anak-anak dan remaja lingkungan Kampung Wayang dan mengapa dinamakan Tetuka karena adalah nama dari sekretariat Kelompok Sadar Wisata Tetuka. Tetuka merupakan nama Gatotkaca semasa kecilnya. Nama Tetuka diharapkan agar generasi penerus mempunyai otot kawat dan tulang besi seperti Gatotkaca dan bisa terbang untuk memberikan hal-hal positif. Menurut remaja di daerah tersebut, kesenian tatah sungging di daerah itu merupakan kesenian yang sangat bagus dan menarik yang menyebabkan adanya rasa untuk melestarikan seni khususnya wayang tatah sungging lewat ekstrakulikuler. Upaya mempertahankan eksistensi nilai seni tatah sungging ini dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat Desa Kepuhsari dengan dipelopori oleh generasi mudanya pengembangan seni yang merupakan variasi dari seni wayang tumbuh dengan baik. Kegiatan pelatihan tatah sunggung pun rutin diadakan setiap pulang sekolah bagi para pelajar, agar sejak dini mereka bukan hanya sekedar tahu namun paham seluk beluk wayang kulit.

Dengan adanya tatah sungging ini, secara tidak langsung, saat anak-anak membuat wayang  mereka mengetahui sifat-sifat wayang yang dibuatnya  dan otomatis  mempengaruhi karakter-karakter anak .   Menanggapi hal ini, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo turut mendukung langkah Kampung Wayang Kepuhsari dengan pengalokasian anggaran untuk pembangunan infrastruktur seperti  perbaikan jalan dan jembatan untuk mempermudah akses akomodasi. Peran pemerintah untuk pemerintah desa sendiri sebenarnya sudah sangat mendukung  meskipun secara kontribusi belum maksimal.

Tidak hanya itu, pihak pemerintah pusat pun turut memberikan perhatian kepada pengrajin di Kampung Wayang ini. Dengan memberikan kepercayaan untuk memproduksi souvenir dan undangan event Asian Games 2018 yang diberikan kepada para tamu undangan dari dalam dan luar negeri . Hasil nyata dari integritas para relawan  dalam pelatihan wayang tersebut  dapat terangkum dalam 5 nilai utama pendidikan karakter.

1. Yang pertama dari segi religiusitas para pemuda semakin terhindar dari kegiatan negatif dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.

2.  Kedua dari sisi nasionalisme, dengan pelatihan tersebut menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air yang diwujudkan  dengan pelestarian budaya wayang .

3.    Ketiga dari aspek kemandirian, dengan kerja keras dan disiplin dalam  belajar kreatif membuat  wayang, para siswa dapat menjual hasil karyanya  sehingga menambah uang saku dan bahkan membantu  orang tua dari sisi ekonomi .

4. Keempat, nilai gotong royong, dengan pembuatan wayang siswa dan masyarakat secara langsung telah menumbuhkan nilai moral yang baik, antara lain  kerjasama, solidaritas,  kekeluargaan, dan aktif pada kegiatan sosial.

5.  Kelima dari sisi integritas, siswa dapat  belajar tentang kesabaran dalam proses berkarya, kejujuran,  tanggung jawab,  dan komitmen.

Dengan diciptakannya langkah kecil dari kampung wayang tersebut, diharapkan dapat menjadi salah satu langkah pelestarian  budaya  yang kini mulai terkikis eksistensinya. Selain itu diharapkan para pemuda kembali memiliki semangat untuk lebih mengenal  dan melestarikan kebudayaan asli milik kita terutama wayang. Kekayaan kebudayaan yang kita miliki bukanlah suatu hal kuno untuk kita tinggalkan, bukan pula untuk menjadi tabu untuk kita kenalkan. Namun jadikan setiap budaya yang kita miliki sebagai sarana pendidikan dan pembelajaran untuk membentuk karakter pribadi kita, untuk menunjang pengetahuan kita, dan selanjutnya menjadikan Indonesia sebagai bangsa maju berbudaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Secercah Harapan Tetuka

  Secercah Harapan Tetuka Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat heterogenitas yang cukup tinggi....