Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh....
" Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini "
Indonesia
yang biasa disebut juga dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah
negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara
daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia. Negara ini adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
17.504 pulau dan negara berpenduduk terbesar keempat di dunia serta negara yang
berpenduduk muslim terbesar di dunia sampai saat ini. Ibu kota negara Indonesia
adalah DKI Jakarta. Kepuluan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting
sejak abad ke-7, yaitu sejak berdirinya kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan
Hindu-Budha yang berpusat di Palembang.
Dari
Sabang sampai Marauke, negara ini terdiri dari banyak suku bangsa, bahasa, adat
istiadat, dan agama. Sementara itu kekayaan sumber daya alam pun juga melimpah
di negara ini. Saat ini kita ketahui bersama bahwasannya negara Indonesia
sedang terkena pandemic Covid 19, yang dimana seluruh dunia pun juga merasakan
akan hal itu. Covid 19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus yang baru ditemukan. Akibat dari pandemic ini negara Indonesia
mengalami dampak yang benar-benar merugikan dari sisi perekonomian.
Perekonomian saat ini di negara Indonesia benar-benar menghawatirkan, pasalnya
kita ketahui bersama akibat pandemic ini banyak ekspor barang yang kita lakukan
terhambat dan juga usaha-usaha ataupun UMKM yang ada merasa sangat terkena
dampaknya.
Ekonomi
mikro adalah ilmu yang membahas tentang peran individu pelaku ekonomi.
Bagaimana rumah tangga dan perusahaan membuat keputusan, serta berinteraksi di
dalam pasar. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) justru menjadi sector yang
paling terkena hantaman dari pandemic Covid 19. Kita ketahui bersama pasalnya
UMKM yang ada di Indonesia saat ini benar-benar bisa dikatan mati kutu karena
susah untuk mendapatkan penghasilan seperti sedia kala. Masih banyak restoran,
tempat usaha, warung-warung yang masih tutup karena efek pandemic ini yang tak
kunjung usai, akibatnya tak tanggung-tanggung ada UMKM yang hampir dan hingga
bangkrut karena kejadian ini.
Pandemic
Covid 19 ini memang benar-benar belum bisa dihapuskan atau dihilangkan dari
dunia dan negara Indonesia, karena belum ada vaksin yang bisa melawan virus
tersebut. Tetapi negara Indonesia tak diam begitu saja, banyak sekali alokasi
dana ataupun kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah guna membantu
perekonomian negara ini hingga Miliaran jumlahnya. Selain kita melihat apa yang
dilakukan pemerintah, usaha kecil yang ada di negara ini juga sangat
membutuhkan bantuan nya, karena usaha kecil sangat merasakan dampak dari
pandemic covid 19 tersebut.
Bayangkan ketika 3 bulan sebelumnya dimana
Indonesia, termasuk wilayah Ibu Kota DKI Jakarta melakukan PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) yang dimana perkantoran, pabrik, pusat perbelanjaan,
hotel, tempat wisata, UMKM, dll menerapkan hal itu. Yang dimana kita harus
benar-benar menerapkan protocol kesehatan yang di anjurkan oleh WHO dan juga
Kemeskes Indonesia. Hal itu membuat masyarakat benar-benar merasa khawatir,
karena dari tempat mereka bekerja sebagai pegawai kantor ataupun buruh pabrik
terkena PHK yang dilakukan oleh kantor ataupun tempat usaha untuk meminimalisir
pengeluaran di pandemic Covid 19 sekarang ini. Begitupun UMKM selama 3 bulan
sangat sulit untuk mendapatkan penghasilan dan mereka harus putar otak untuk
bisa tetap mempertahankan nya.
Tetapi Alhamdulillah ketika saya mendengar
dan membaca berita banyak sekali relawan kegiatan sosial, organisasi atau
orang-orang baik yang membantu UMKM tersebut dengan memesan sebuah produk dari
usahanya yang nantinya akan dibagikan ke masyarakat yang kebih membutuhkan. Dari
situ kita bisa merasa senang karena masih ada segelintiran orang yang masih mau
mebantu UMKM tersebut untuk menaikkan penghasilan di keadaan pandemic seperti
ini. Sementara itu juga banyak sekali workshop ataupun pelatihan secara online
ataupun langsung dengan mengikuti protocol kesehatan yang mengedukasi UMKM untuk
selalu terus berkembang walaupun di keadaan sekarang ini.
Penulis : IMMawan Abriel Syahputra Yusuf
" Kondisi Perekonomian Indonesia Di Tengah Pandemi "
Seperti
yang kita ketahui sekarang bahwa dampak dari pandemi ini sangat berpengaruh
dalam segala aspek terutama pada kondisi kesehatan dan perekonomian negara.
Kegiatan perekonomian adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam
upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dengan adanya pandemi Covid-19 tidak dapat
di pungkiri bahwa perekonomian Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi
yang dibilang sangat tidak stabil hal ini ditunjukan oleh koreksi proyeksi pertumbuhan perekomian dunia oleh
lembaga-lembaga internasional. Akibat yang membuat belum kondusifnya
perkembangan perekonomian di dunia antara lain melemahnya pertumbuhan ekonomi
negara-negara maju dan berkembang, penurunan harga komoditas, serta perbedaan
arah kebijakan moneter dan fiskal di berbagai kawasan.
Dari analisis
berbagai sumber berdasarkan pertumbuhan dari tahun ke tahun, sumber pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada triwulan 1 2020 terbesar pada sektor
informasi dan komunikasi sebesar 0,53%. Hal ini cukup bisa dimaklumi mengingat
dengan adanya anjuran dari pemerintah untuk “Stay at home” maka banyak orang
menjalankan pekerjaan, hiburan dan pendidikan melalui teknologi informasi.
Dengan terjadinya hal tersebut, volume penjualan listrik PLN ke rumah tanggapun
otomatis meningkat.
Lalu kapan wabah Covid-19 ini berakhir? Dan bagaimana dampaknya terhadap
perekonomian Indoensia? Berdasarkan analisa data yang dikeluarkan oleh The
Singapore University of Technology and Design dengan menggunakan metode
estimasi pandemi, Susceptible Infected Recovered (SIR)
dengan Data Driven Estimation (DDE), maka diperkirakan
puncak pandemi di Indonesia telah terjadi pada bulan 19 April 2020 yang lalu
dan diperkirakan akan berakhir secara total pada akhir Juli 2020 tapi pada
kenyataannya pandemik ini masih terus meningkat, dan memang kita sebagai
manusia hanya bisa memperkirakan saja. Bila prediksi yang ditujukan untuk
pendidikan dan penelitian ini benar, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan
mencapai titik terendah pada kuartal kedua. Sehingga dengan adanya PSBB yang
biasanya idul fitri mempunyai pengaruh cukup besar untuk menggerakkan
perekonomian namun dengan adanya peraturan tersebut menjadi sebaliknya.
Kondisi perekonomian Indonesia masih memiliki peluang untuk bangkit.
Kekosongan aktivitas selama hampir 3 bulan sejak pertengahan Maret masih
memberikan peluang bagi perusahaan untuk langsung bangkit. Keuangan perusahaan
diperkirakan masih bisa bertahan sampai tiga bulan. Beda halnya bila aktivitas
normal mulai diadakan pada bulan Agustus atau bahkan Desember. Perusahaan perlu
waktu mencari lagi pegawai baru untuk memulai operasi. Dan banyak dari
perusahaan juga tidak akan kuat bertahan selama lebih dari tiga bulan.
Dari sisi makro ekonomi, dengan adanya stimulus fiskal yang disertai
dengan realokasi anggaran untuk kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan
ekonomi nasional dari sektor keuangan, diharapkan akan dapat meningkatkan
perekonomian secara perlahan di kuartal ketiga. Dengan menggunakan model Input-Output (IO), Tim Riset Ekonomi PT Sarana
Multi Infrastruktur memperkirakan bahwa stimulus fiskal oleh pemerintah sebesar
Rp405,1 triliun akan tercipta output dalam
perekonomian sebesar Rp649,3 triliun. Sementara itu, nilai tambah dan
pendapatan pekerja akan meningkat masing-masing sebesar Rp355 triliun dan
Rp146,9 triliun. Penurunan tingkat bunga acuan ini diharapkan akan diikuti
dengan penurunan tingkat bunga pasar sehingga dapat mendorong investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Pandemi Covid-19 ini juga telah memberikan nuansa baru
pada rantai pasokan dunia (global supply chain).
Sumber pasokan dunia yang tadinya dikuasai kurang lebih 20 persen oleh
negara China, telah bergeser ke beberapa negara lain karena adanya pandemi ini.
Tentu saja untuk dapat merebut pada global supply chain, Indonesia
harus berbenah diri agar lebih menarik investor. Penurunan tarif pajak
penghasilan perusahaan yang telah dikeluarkan dalam Perppu I/2020 perlu diikuti
oleh pembenahan dari sisi kepastian hukum investasi, reformasi birokrasi dan
iklim ketenagakerjaan yang sehat. Segala daya upaya perlu dikerahkan secara
bersinergi agar Indonesia dapat bangkit dari kondisi yang disebabkan dari
dampak pandemi Covid-19 saat ini. Adapun beberapa cara pemerintah untuk
mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pandemi/bencana wabah
virus Cronona ini, yaitu meningkatkan belanja pemerintah melalui proyek-proyek
infrastruktur yang padat karya, padat modal, dan padat penyerapan tenaga kerja.
Kemudian pemerintah memberikan insentif pada sektor pariwisata seperti
memberikan diskon 30-35 % untuk tiket pariwisata, dan yang terakhir pemerintah
terus menambah bantuan jaminan sosial serta penurunan suku bunga kredit.
Penulis : IMMawati Muthi' Hanina 'Inayati
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
#BIDANGRISETDANPENGEMBANGANKEILMUAN
#PKIMMFEBUHAMKAJAKSEL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar